Assalamualaikum wr. wb. Pak Ustadz yth, Dapatkah bantuan kemanusiaan untuk Palestina digolongkan sebagai zakat?. Trimakasih. Wassalam, syamsul Wa’alaikumussalam Wr Wb Derita Palestina Derita Seluruh Kaum Muslimin Allah swt telah memuliakan dan mengangkat Al Quds melalui peristiwa isra Rasulullah saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang kemudian diabadikan didalam suatu surat yang dinamakan Surat Al Isra. سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ Artinya “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” QS. Al Israa 1 Hal lain juga adalah bahwa Masjidil Aqsha merupakan kiblat pertama kaum muslimin dan salah satu dari tiga tempat suci kaum muslimin yang disunnahkan untuk diziarahi, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Tidaklah dianjurkan untuk melakukan suatu perjalanan kecuali kepada tiga masjid Masjidku ini, Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha.” HR. Bukhori, Ahmad Ditambah lagi sejak zaman Umar bin Khottob, Al Quds terus berada dibawah kekhilafahan Islam hingga masa kekhilafahan Turki Utsmani meskipun sempat terjadi penyerangan oleh orang-orang Salib pada tahun 1096 – 1291 M. Upaya orang-orang Eropa dan Yahudi untuk merampas bumi suci kaum muslimin ini terus menerus dilakukan sejak zaman Napoleon Bonaparte 1798 M, Young, Moys Montefiori 1855 M, Hertzel 1898 M hingga terjadinya Dekalarasi Balfour 1918 M yang memberikan meneguhkan orang-orang Yahudi untuk mendirikan negara bagi mereka di Palestina. Dan pada tahun tahun terakhir ini, dunia dipertontonkan dengan tindakan brutal mereka dengan membunuhi para penduduk Gaza, hingga ribuan korban meninggal dan terluka dengan peralatan medis yang serba seadanya. Derita dan kesedihan mereka adalah derita dan kesedihan seluruh kaum muslimin dunia karena mereka bukanlah diikat oleh ikatan etnis, suku bangsa, nasab ataupun ikatan emosional lainnya, akan tetapi mereka semua diikat oleh aqidah islam. إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ Aetinya “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara.” QS. Al Hujurat 10 Juga hadits yang diriwayatkan dari an Nu’man bin Basyar yang berkata,”Telah bersabda Rasulullah saw,’Engkau melihat orang-orang beriman dalam saling mengasihi, saling mencintai dan saling menyayangi diantara mereka seperti satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuhnya yang mengeluh kesakitan maka hal itu akan dirasakan oleh seluruh tubuh itu dengan tidak bisa tidur dan demam.” HR. Bukhori Tidak ada kata lain bagi kaum muslimin dunia kecuali memberikan bantuan kepada saudara-saudara mereka di Palestina sebagai perwujudan Ukhuwah Imaniyah. Kewajiban jihad pada saat-saat seperti ini bukan hanya menjadi kewajiban ain bagi penduduk Palestina umumnya dan Gaza khususnya namun juga menjadi kewajiban kifayah kaum muslimin dunia. Hukum Mengirimkan Zakat buat Mujahidin Palestina Diantara bantuan yang bisa dilakukan oleh kaum muslimin yang berada di luar bumi Palestina adalah melalui jihad harta, baik melalui pengiriman infak, sedekah maupun zakat. DR Husein As Sahatah, ustadz Universitas Al Azhar serta Dewan Pakar Ekonomi Islam, menyebutkan bahwa penduduk Gaza adalah yang paling utama untuk mendapatkan zakat berdasarkan timbangan fiqih maupun prinsip-prinsip fiqih zakat harta, dikarenakan kondisi mereka adalah 1. Orang-orang yang berhak menerima zakat dari kalangan fakir dan miskin. Mereka adalah orang-orang fakir yang sesungguhnya dan sebenarnya. Mereka hidup tanpa memiliki kemampuan bahkan sebagian mereka hidup dibawah kecukupan. Seorang fakir yang hidup di suatu negeri arab yang saling bertetangga berbeda dengan seorang yang fakir di Gaza. 2. Orang-orang yang berhak menerima zakat dari kalangan orang yang berhutang. Mereka adalah orang-orang yang diberatkan dengan beban-beban hidup sehingga terhimpit oleh banyaknya utang. Berbagai musibah dari kebencian musuhnya Zionis datang setiap saat, baik dengan meruntuhkan rumah-rumah, kemah-kemah atau gubuk-gubuk mereka, merampas ladang-ladang mereka, memenjarakan keluarga mereka, dan membuat yatim anak-anak mereka. Maka adakah yang membantu? 3. Mereka adalah orang-orang yang berhak menerima zakat dari kalangan “budak-budak” yang harus dibebaskan; maksudnya adalah dalam keadaan jihad, yang dikarenakan peperangan ini maka penduduk Palestina umumnya dan Gaza khususnya berada dalam kerangkeng penjajah Zionis. Mereka semua membutuhkan orang yang bisa membebaskan dari permasalahan dan memerdekannya, untuk itu mereka adalah orang yang harus mendapatkan zakat dan sedekah. 4. Orang-orang yang berhak mendapatkan zakat dari kalangan Ibnu Sabil. Sesungguhnya penduduk Palestina telah diusir dari rumah-rumah mereka serta sebagian mereka hidup didalam kemah-kemah jauh dari kecukupan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, berupa makan, minum, pakaian, tempat tinggal, pengobatan, pendidikan hingga ibadah haji. Untuk itu mereka adalah orang yang harus mendapatkan zakat dan sedekah. 5. Orang-orang yang berhak mendapatkan zakat dari kalangan Fii Sabilillah. Mereka adalah mujahidin dan orang-orang yang senantiasa bersiap siaga dalam peperangan di bumi islam yang berkah itu. Mereka adalah para mujahidin yang akan membebaskan Masjidil Aqsha. Mereka adalah mujahidin yang akan mempertahankan izzah kemuliaan kaum muslimin. Mereka juga adalah mujahidin yang akan menghidupkan kewajiban jihad. Untuk itu mereka adalah orang yang harus mendapatkan zakat dan sedekah. Telah sekian banyak fatwa yang berasal dari Lembaga Fiqih Islam Internasional, dari setiap ulama, fuqoha umat yang membolehkan pemindahan zakat dan sedekah kepada rakyat Palestina umumnya dan penduduk Gaza khususnya dikarena mereka semua adalah orang-orang yang lebih utama untuk mendapatkan zakat. Untuk itu wajib bagi setiap pemerintahan di negeri-negeri Arab dan Islam untuk mempermudah hal ini, dan inilah selemah-lemah iman. Ringkasnya Wajib bagi kaum muslimin untuk membantu saudara-saudara kita, para mujahidin di Gaza dengan zakat, sedekah, sembelihan, nazar dan yang sejenisnya. Sesungguhnya para fuqoha umat islam ini telah sependapat terhadap wajibnya mengirimkan zakat dan sedekah kepada mereka dikarenakan mereka semua adalah orang-orang yang paling utama untuk menerima zakat dan diperbolehkan untuk memindahkan zakat kepada mereka. al Jihad wa ath Tadhiyah Ma’a Syu’abi Filistin Faridhotun Syar’iyah Wallahu A’lam -Ustadz Sigit Pranowo,Lc-
DonasiPeduli Kaum Muslimin di Palestina بسم الله الرحمن الرحيم Segala puji bagi Allah ta'ala, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka hingga kiamat tiba. Amma ba'du. JAKARTA — Sumbangan warga Indonesia untuk membantu warga Palestina setelah digempur selama 11 hari oleh militer Israel terus mengalir. Sejauh ini bantuan tersebut tinggal menunggu dikirimkan ke Palestina. Salah satu pengumpulan dana terkini diumumkan Ustaz Adi Hidayat UAH melalui Ma'had Islam Rafiatul Akhyar MIRA, Senin 24/5. Selama enam hari, MIRA menghimpun donasi senilai Rp 30 miliar. "Dari dana yang terkumpul ini, kami bagikan kepada tiga bagian, tiga klasifikasi utama. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan mendesak saat ini di Gaza. Kami dapatkan langsung permohonan bantuan dari Gaza untuk memenuhi kebutuhan mendesak pasca agresi," ujarnya dalam konferensi pers penyerahan donasi di kantor Majelis Ulama Indonesia MUI, Senin 24/5. Ustaz Adi menjelaskan, dana yang telah disalurkan ke Gaza untuk memenuhi kebutuhan mendesak sebesar 715 ribu dolar AS. Kemudian, dana akan diberikan secara simbolis melalui MUI untuk selanjutnya diteruskan kepada Duta Besar Palestina untuk RI, Zuhair Al-Shun, sejumlah 1 juta dolar AS. Sisanya untuk program jangka panjang. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Bank Syariah Indonesia BSI. "Di antaranya kami akan bekerja sama dengan kampus-kampus di Indonesia untuk bisa menampung warga Palestina," ujarnya. Selama digempur militer Israel sejak Senin 10/5 hingga gencatan senjata pada Jumat 21/5, kerusakan infrastruktur di Gaza dilaporkan menimbulkan kerugian material sekitar 250 juta dolar AS. Serangan itu mengakibatkan belasan ribu rumah rusak serta terputusnya aliran listrik dan air bersih. Sepanjang serangan, berbagai lembaga di Indonesia telah juga mengumpukan donasi. Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Muhammadiyah Lazizmu, misalnya, hingga akhir pekan lalu telah mengumpulkan dana senilai Rp 10 miliar. Jumlah ini menggenapi dana bantuan yang telah digelontorkan Lazizmu di Tanah Air selama ini. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menekankan kemarin, bangsa Indonesia harus bersatu untuk membela Palestina. "Jangan sampai bangsa ini terpecah gara-gara mereaksi persoalan Palestina karena posisinya sudah jelas, apalagi ada di tujuan nasional," kata Haedar dalam diskusi publik, Senin 24/5. Pengumpulan dana dan penyaluran bantuan juga telah dilakukan Badan Amil Zakat Nasional Baznas, Laziznu-NU Care, Dewan Masjid Indonesia DMI, serta penggalangan dana sporadis lainnya oleh influencer dan gerakan akar rumput. Masyarakat Ekonomi Syariah MES juga menyatakan akan menyalurkan bantuan obat-obatan bagi warga Palestina. Selain pengumpulan dana di Tanah Air, sejauh ini lembaga-lembaga filantropi yang secara reguler melancarkan bantuan di Palestina juga terus bergerak. Di antaranya dari Rumah Zakat, Mer-C, Bulan Sabit Merah Indonesia BSMI, ACT, dan Dompet Dhuafa. Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa Bambang Suherman mengatakan, sejak ketegangan kembali terjadi di Palestina, jalur distribusi bantuan ke Palestina mengalami gangguan. "Kami kembali ke cara lama dengan menghubungi relawan di Turki, Yordania, dan Mesir untuk menyalurkan bantuan ke Palestina karena jaringan komunikasi langsung terhambat," ujar Bambang kepada Republika. Sejak 2009, Dompet Dhuafa telah menyalurkan bantuan untuk Palestina dalam bentuk food bank, salah satunya merevitalisasi pabrik roti di wilayah Gaza. Bambang khawatir pabrik tersebut terdampak bombardir Israel. Dompet Dhuafa juga masih mengembangkan program lain, seperti pertanian dan peternakan kelinci. Bambang juga mengkhawatirkan perbatasan Rafah, penghubung Gaza melalui Mesir, ikut menjadi target penyerangan. Rafah selama ini menjadi jalur pendistribusian bantuan untuk warga Palestina di Gaza melalui jalur terowongan bawah tanah. Saat ini bantuan mendesak yang sangat dibutuhkan warga Palestina, terutama warga Gaza, adalah instalasi kesehatan dan logistik. Sedangkan, rumah sakit masih dalam tahap pembangunan, baik di Hebron maupun di Rafah perbatasan Mesir. Bantuan pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk Palestina pada 2018 lalu secara total mencapai Rp 106,2 miliar. Pada awal 2021 ini, pemerintah menjanjikan bantuan senilai Rp 32,1 miliar. Dana itu sedianya tak banyak dibandingkan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf ziswaf Muslim Indonesia yang tahun lalu mencapai sekitar Rp 12 triliun. Mewakili bangsa Palestina, Duta Besar Palestina di Indonesia Zuhair Al-Shun menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Indonesia atas bantuan-bantuan tersebut. "Kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya untuk bangsa Indonesia atas seluruh dukungan dan dorongan untuk rakyat Palestina demi mencapai kemerdekaan yang akan datang," kata Zuhair di kantor MUI, kemarin. Hentikan Provokasi Israel Sementara, Palestina meminta Pemerintah AS untuk campur tangan dalam menghentikan provokasi Israel di Yerusalem Timur yang diduduki. Permintaan itu terkait puluhan pemukim Israel yang memaksa masuk ke kompleks Masjid al-Aqsha di Yerusalem Timur pada Jumat 21/5 untuk pertama kalinya dalam tiga pekan terakhir. Dalam pernyataan yang dikutip kantor berita resmi Wafa, juru bicara Pemerintah Palestina, Nabil Abu Rudeineh mengatakan, dukungan Israel kepada pemukim ekstremis sama saja dengan mengabaikan upaya Arab dan internasional secara terang-terangan untuk menghentikan agresi Israel. "Pembatasan dan pengepungan Israel di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem dan penggerebekan berkelanjutan di kompleks Masjid al-Aqsha, dapat menyeret situasi kembali ke eskalasi dan ketegangan," ujar Abu Rudeineh, dilansir Anadolu Agency, Senin 24/5. Abu Rudeineh mengatakan, Israel bertanggung jawab atas keterlibatan AS dan upaya Mesir untuk menstabilkan gencatan senjata dan mempersiapkan rekonstruksi di Jalur Gaza. Ketegangan meningkat di seluruh wilayah Palestina sejak bulan lalu atas putusan pengadilan Israel untuk mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah. Situasi semakin memburuk setelah pasukan Israel menggerebek Masjid al-Aqsha dan menyerang jamaah yang sedang shalat Tarawih saat Ramadhan. Ketegangan menyebar ke wilayah Jalur Gaza dan Israel melancarkan serangan udara yang mengugurkan sedikitnya 248 warga Palestina, termasuk 66 anak dan 39 wanita. Sementara lebih dari lainnya terluka. Otoritas kesehatan di Tepi Barat juga mengonfirmasi, 31 orang gugur di wilayah pendudukan ditembak pasukan Israel dalam aksi mendukung warga Gaza. Dengan demikian, total warga Palestina yang meninggal akibat serangan Israel mencapai 279 orang. Di sisi lain, 12 orang Israel tewas dalam tembakan roket oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas dari Jalur Gaza. Setelah saling menyerang selama 11 hari, Israel dan Palestina sepakat untuk melakukan gencatan senjata yang dijembatani oleh Mesir pada Jumat 21/5 mulai pukul dini hari waktu setempat. Namun, Israel mengkhianati gencatan senjata dengan melakukan kekerasan terhadap warga Palestina yang sedang berkumpul di kompleks Masjid al-Aqsha. Hingga Senin 24/5 ini, pihak kepolisian Israel telah menangkap sekitar warga Arab-Israel. Mereka ditangkap dalam dua pekan terakhir, dalam aksi menolak pengusiran di Sheikh Jarrah, penyerangan Masjid al-Aqsha, dan pengeboman Gaza. Tak seperti eskalasi sebelumnya, kali ini warga Arab di wilayah Israel yang direbut dalam Perang 1948 ikut turun ke jalan. Duta Besar Indonesia untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari mengatakan, AS memang memiliki peran signifikan dalam konflik Israel-Palestina. "Bahkan, Presiden AS saat ini, Joe Biden, pernah menekankan tidak akan pernah ada perdamaian di Timur Tengah. Asalkan, semua negara di kawasan itu mengakui eksistensi Israel," kata Hajriyanto dalam diskusi yang digelar Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta UMY dan Lazismu, Senin 24/5. Setidaknya, ada lima platform politik luar negeri AS di Timur Tengah yang cukup menghambat perdamaian dan kemerdekaan bagi Palestina. Seperti ingin mengamankan aksesnya terhadap minyak, proteksi atas eksistensi dan keamanan Israel. Kemudian, pengamanan basis-basis dan pangkalan militer AS di Timur Tengah. Lalu, mempertahankan rezim yang berkuasa di negara-negara Arab dan aliansinya, serta dalih membendung radikalisme dan terorisme. "Itu semacam Pancasilanya politik luar negeri AS di Timteng, sila yang memimpin merupakan kepentingan minyak dan atau proteksi atas Israel," ujar Hajriyanto. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken mengatakan, AS sementara ini berfokus pada upaya bantuan kemanusiaan di wilayah Palestina. “Pertama-tama, kami harus menangani situasi kemanusiaan yang sangat parah di Gaza. Kita harus mulai menyatukan negara untuk mendukung rekonstruksi dan pembangunan,” kata Blinken dalam wawancara dengan CNN pada Ahad 23/5. Dia menjelaskan, pemerintah akan melibatkan kembali para pemimpin Palestina dan melanjutkan keterlibatan mendalam dengan Israel untuk memajukan proses perdamaian. Namun, Blinken mengakui, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai titik itu.Rakyat Indonesia berbondong-bondong memberikan donasi kepada warga Palestina yang kini menjadi korban konflik dengan Israel. Bantuan donasi dari masyarakat disalurkan lewat berbagai organisasi kemanusiaan, kelompok ormas, hingga pendakwah yang menggalang bantuan untuk rakyat Palestina.
Melansirdari berbagai sumber, adapun lantunan doa yang dapat kita kirimkan untuk saudara-saudara kita di Palestina sebagai berikut. Bismillaahirrahmaanirrahiim Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Alhuumma sholli wa sallim alaa Rasulillah wa alaa aalihi wa shobihi wa man tabiahu biihsaani ilaa yaumiddiinii73K22N.